Kolom

Pertemuan IMF-WB di Bali Belum Redakan Perang Dagang Cina-AS 

NUSA DUA - Perwakilan Amerika Serikat, Sektetaris Keuangan Steven Mnuchin menghadiri pertemuan tahunan International Monetary Fund dan World Bank di Bali di bawah bayangan perang dagang negaranya dengan Cina.

Dalam kesempatan itu sepertinya perang itu belum mereda ketika disampaikan Mnuchin bahwa dunia akan lebih baik jika Cina bisa dipaksa mengubah kebijakan perdagangannya.

Mnuchin mengaku telah mengatakan kepada Bank Central Cina soal melemahnya mata uang Yuan. Bahkan Presiden AS Donald Trump sudah menuduh bahwa Beijing (Cina) sengaja melemahkan mata uangnya menyerap dampak dati tarif perdagangan AS.

Tapi Mnuchin dalam pernyataannya di Bali menolak mengomentari apakah Washington (AS) akan mendeklarasikan Beijing sebagai penipu mata uang. Jika itu terjadi ini bisa jadi yang pertama bagi Cina yang bisa memicu pada langkah sangsi.

Oleh karena itu, AS mengatakan perlu tekanan pada Beijing untuk mengadopsi kebijakan perdagangan yang lebih terbuka dan baik untuk semua. "Keberatan kami dengan Cina sangat jelas. Yakni agar punya hubungan perdagangan yang seimbang. Saya kira jika berhasil, ini akan baik untuk perusahaan AS, pekerja AS, Eropa, Jepang, dan Sekutu lainnya dan juga baik untuk Cina," begitu pernyataannya yang menarik perhatian pada Sabtu lalu.

Tensi perang dagang Cina-AS semakin meningkat akhir-akhir ini setelah Trump memberikan tarif jutaan dolar melawan Cina untuk menghambat defisit perdagangannya. Bagi AS defisit ini dengan perdagangan dipandang tidak bisa diterima.

Setelah di Bali, perhatian selanjutnya akan beralih pada harapan bahwa Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping akan bertemu di pertemuan G20 bulan depan di Argentina. Afp/Bay


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar